Pesan Singkat

Biasanya tiap malam tiba bunyi itu selalu datang

Ya, pesan singkat darimu selalu ku tunggu

Meski sekedar menanyakan kabar atau hanya seolah risakanku

Aku benci, tapi sialnya itu salah satu obatku,

obat agar rindu yang bercokol itu sedikit sembuh

Namun celakanya kini itu sirna

Hingga mata ini luyu menunggu akankah berubah layar telepon genggamku

dengan hadirnya pesan darimu

Hingga saat ku paksakan ingatanku tentangmu akan malam itu

Malam saat ku lihat kau mengirim kata manis pada gadis itu

Dengan senyum tipis di ujung bibirmu

Air mataku rebas serebas-serebasnya

Namun esoknya tetap kau pula yang menjadi alasan tawaku

Merayuku adalah salah satu kelebihan dibalik busukmu

Tapi aku tak pernah mengelak, karena itu yang buatku kembali luluh

Hingga buta mata ini melihat burukmu

Tuli telinga ini mendengar bualanmu

Sampai suatu malam Sang Khalik memelukku dalam mimpi

yang tak dapat kusentuh dan kulihat

Dengan rasa hangat Ia membisikkan ke dalam hatiku

‘’Lupakanlah ia, mempertahankannya adalah salah satu kesalahan

yang harus kau perbaiki. Luka ini akan sembuh percayalah, ini takkan lama.

Kan Ku cabut asal kau mengizinkan tangan dan hatimu melepasnya.

Dengan rasa ikhlas bahwa Aku dapat memberikanmu pengganti dengan

pilihan terbaikku.

Yakinilah bahwa kau jauh lebih layak dapatkan yang baik pula bagimu.

Kau tahu bukan bahwa tak ada yang mustahil bagiKu?’’

Mentari pagi ini jauh lebih hangat dari sebelumnya

Embun hari ini jauh lebih sejuk dari sebelumnya

Hati ini lebih lega dari sebelumnya

Ya, benar..

‘’Ini adalah masaku untuk melapangkan dada,

dengan segenap daya dan upaya’’

Yakinku bahwa itu yang terbaik

Dengan tanpamu bahwa itu akan sangat baik bagiku, apalagi bagimu

Agar aku dapat fokus dengan renjanaku

Tak ada gamang dan ragu

Juga memberimu waktu untuk membahagiakan

hanya satu gadis dalam satu waktu

Terima kasih telah memberikan ‘’Luka Terindah’’ bagi hidupku

Karena denganmu aku tahu bahwa betapa beratnya arti setia

Bersama luka itu akan menjadi penawar bagiku kelak

Hingga aku tak lagi menunggu,

menunggu pesan singkat ranjaumu itu.